“Ayah mau kasih nama bayinya SANDARA VALENTINA.” Ujar Pak Hakim
“Namanya bagus yah.” Jawab Adira
Pak Hakim menatap istrinya tanda meminta jawaban apakah istrinya suka dengan nama yang ia berikan pada bayinya. Ibu Saida menganggukkan kepalanya tanda setuju sambil memancarkan senyuman dari wajahnya. Adira kembali menatap adik kecilnya, terlihat jelas bahwa Adira sangat gembira dengan kedatangan adik kecilnya itu.
“Adeee, nama kamu Sandara, tenang ya Sandara. Kaka Adira bakal jagain kamu selalu.” Ujar Adira mencoba menghibur adik kecilnya itu, sesekali Adira mengelus elus tangan kecil Sandara cantik itu. Adira baru ingat bahwa Ka Violet suster cantik masih ada di ruangan bersalin bundanya.
“Ka Violet, ade aku cantik. Tanggal lahir  Sandara samaan dong sama kaka cantik. Semoga nanti Sandara cantiknya kaya Ka Violet.” Ujar Adira menggoda Ka Violet. Suster Violet hanya membalasnya dengan tertawa kecil, tak tahan melihat tingkah lucu dari Adira.

Pak Hakim lupa bahwa Ia belum mengucapan terima kasih kepada suster Violet karena telah menjaga putrinya Adira, lalu Ia pun menoleh ke arah suster Violet untuk mengucapkan terima kasihnya.
“ Suster, terima kasih telah menemani putri saya Adira.” Ujar Pak Hakim
“Iya Pak, senang juga bisa bermain dengan Adira putri bapak.” Jawab suster Violet
“Saya permisi yah Pak, harus melanjutkan tugas saya.” Pinta suster Violet
“Oh iya silahkan suster.” Ujar Pak Hakim
“Dadah Adira cantik, kita ketemu lagi yah nanti.” Suster Violet sambil memeluk Adira
“terima kasih kakak cantik.” Adira mencium pipi suster Violet dengan manja

Adira dan Suster Violet saling melambaikan tangan tanda perpisahan untuk sementara. Ketika hendak membuka pintu, untuk beberapa saat Suster Violet menolehkan kepalanya ke Bayi Sandara dan tersenyum manis bahagia melihat tingkahnya.

Lahirlah Bayi cantik bernama Sandara buah cinta dari pasangan Pak Hakim dan Ibu Saida. Pada tanggal 14 Februari tepat di hari kasih sayang, Ia akan dicintai oleh banyak orang, akan menjadi pribadi yang ceria, berparas cantik dan berpribadi lembut. Kini keluarga kecil Pak Hakim diselimuti kebahagiaan dengan hadirnya Sandara. 

To be continue..
Sementara itu di ruangan bersalin. Pak Hakim masih menemani istrinya yang sedang berjuang melahirkan putri keduanya. 
“Ayo bu sebentar  lagi.” Dokter terus menyemangati
Suasana ruangan bersalin sangat menegangkan, sesekali suster yang mendampingi dokter mengelap keringat yang terus mengalir di dahi Ibu Saida. Pak Hakim terus mengenggam erat tangan istrinya. Dalam hatinya, Pak Hakim sangat mencemaskan keadaan istrinya, karena sudah berjam-jam istrinya berjuang untuk melahirkan putrinya. Pak Hakim dalam hati terus menrus berdoa akan keselamatan istri dan bayinya. 

Tepat jam 14.00 siang, perjuangan Ibu Saida akhirnya membuahkan hasil yang membuat suasana ruangan bersalin menjadi lega dan damai.
“eeaaaa..eaaaa.” suara yang diharapkan oleh Pak Hakim dan Ibu Saida
Semua yang ada di ruangan tersenyum bahagia mendengar suara itu. Ketika semua melihat ke arah bayi yang lahir, semua jatuh cinta padanya. Matanya indah dan selalu memancarkan senyum kepada setiap orang yang menatapnya.
“Bayinya cantik sekali bu.” Ujar dokter sambil terus menatap bayinya.
Pak Hakim dan Ibu Saida membalasnya dengan sebuah senyuman dan rona bahagia yang terpancar dari wajah mereka. Dokter menghampiri Pak Hakim yang sudah mulai tenang saat ini karena bayinya lahir.
“Selamat yah pak, anak bapak cantik.” Ujar dokter sambil menjulurkan tangannya
“Terima kasih juga Dok atas bantuannya.” Ujar Pak Hakim sambil membalas uluran tangan dokter.
Setelah itu, Pak Hakim kembali menghampiri istrinya. Mengecup kening istrinya yang telah berjuang untuk buah hatinya.
“Bayinya cantik, mirip bunda.” Rayu Pak Hakim
Ibu Saida membalas rayuan Pak Hakim dengan senyuman dari wajahnya karena badannya kini lemah tak berdaya.
“Anak kita mau ayah kasih nama siapa.?” Tanya Ibu Saida lembut
Ketika hendak menjawab pertanyaan istrinya. Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara yang tidak asing bagi Pak Hakim dan Ibu Saida.
“Ayaaah, bundaaaa.” Saut Adira dari pintu ruangan dengan menggandeng tangan Ka Violet suster cantik.
“Halooo Adira cantiiik.” Pak Hakim menghampiri hendak memeluk putri kesayangannya itu.
“Adeku mana yah.”? Tanya Adira kegirangan
“Itu disana, cantik mirip kamu.”? Jawab Pak Hakim
Adira pun langsung berlari menghampiri adiknya yang baru lahir, tak sabar ingin melihat wajah cantik adiknya itu.
“Ayaah, adik aku mau dikasih nama siapa yah.”? Tanya Adira lucu


Hampir saja Pak Hakim lupa dengan pertanyaan yang diajukan oleh istrinya.
“Oh iyaaa, Ayah hampir lupa, tadi Bunda juga tanya, tapi ada Adira cantiik datang. Jadi ayah belum sempet jawab deh.” Menggoda Adira dengan mencubit hidung Adira  manja.

 Pak Hakim berpikr sejenak untuk mencari nama yang cocok untuk putri cantiknya yang baru lahir itu. Tak lama kemudian Pak Hakim menemukan nama yang pas untuk bayi cantiknya itu. 

to be continue..
Setelah berbincang dengan dokter, Pak Hakim membawa Adira keluar sebelum menemani istrinya yang akan melahirkan putri keduanya. Sembari meminta tolong kepada suster rumah sakit untuk menemani  putri kecilnya itu. 

Dari kejauhan, Pak Hakim melihat suster. Ketika melihat matanya, hati Pak Hakim terasa sejuk. Suster itu seperti bidadari yang jatuh dari kayangan bagi Pak Hakim dan juga Adira yang melihatnya saat itu. Suster itu menghampiri Pak Hakim dan putri kecilnya Adira.
“Iya Pak, ada apa?” tutur suster itu dengan lembut.
Adira dan Pak Hakim tercengang melihat kecantikan suster tersebut, wajahnya sejuk dipandang, matanya indah, tutur katanya yang merdu.
“Pak, pak.” Suster itu mencoba menyadarkan Pak Hakim dan Adira yang sedang tercengang.
“ Oh iya sus.” Pak Hakim tersadar
“Ada apa pak, tadi bapak memanggil saya.” Jelas Suster tersebut
“Saya mau minta tolong untuk temani anak saya ini Adira. Karena saya harus menemani istri saya yang akan melahirkan di dalam.” Pinta Pak Hakim
“Oh iya pak, sini ade cantik.” Ajak suster cantik tersebut.

Adira beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri suster cantik itu. Suster menyadahkan tangannya tanda meminta balasan dari Adira untuk memegang tangannya. Tanpa ragu Adira pun menggenggam tangan suster cantik itu. Mereka berdua berjalan-jalan sepanjang koridor rumah sakit.
“Susteeerr.” Kata Adira dengan lembut
“Iya sayang, ada apa?” Balas Suster cantik itu
“Dari tadi kita jalan-jalan, tapi aku belum tahu nama suster siapa.hehehe” Manja Adira
“Oh iya ya, suster lupa.” Jawab suster cantik itu
Lalu suster itu menurunkan badannya agar dapat menyamakan tingginya dengan Adira. Lalu meletakkan kedua tangannya ke bahu Adira, sesekali mengusap dahi Adira untuk merapikan rambut Adira yang agak berantakan.
“Adira bisa panggil suster, Ka Violet ya.” Lembut suster Violet sambil mengelus pipi Adira yang imut.
“Nama kakak bagus yah.” Tanya Adira
“Hemmhm, terima kasih cantik.” Jawab suster dengan muka tersenyum berkata iya sambil menganggukkan kepala.
Dari kejauhan Adira mendengar suara abang-abang ice cream. Adira berlari keluar rumah sakit dengan menggandeng Ka Violet. Tiba di depan abang penjual ice cream.
“Abang, aku mau ice cream  dua yah, dua rasa cokelat.” Pinta Adira kecil
 “Ini ade cantik.” Kata abangnya sambil menjulurkan dua ice cream.
Setelah membayar kedua ice creamnya itu. Adira dan Ka Violet kembali ke rumah sakit. Duduk di kursi taman yang ada di rumah sakit Kasih Bunda.
“Ini hadiah ulang tahun dariku buat kakak cantik.” Manja Adira sambil menjulurkan ice cream yang barusan dibelinya
“Wah, baiknya kamu cantik. Makasih yaa.” Balas Ka Violet dengan memberikan panacaran senyum manis dari wajah cantiknya untuk Adira.

Sudah lumayan lama, Adira dan Ka Violet bermain bersama sambil menunggu bunda Adira yang sedang berjuang melahirkan putri keduanya. Ka Violet akhirnya mengajak Adira kecil menuju ruangan Bundanya.
“Kita kembali ke ruangan Bunda kamu yu.” Ajak Ka Violet

“ayoo, semoga Bunda dan ade bayinya selamat keduanya.” Balas Adira sambil memancarkan senyuman di wajahnya untuk Ka Violet

to be continue..
Sesampainya di rumah sakit, Ibu Saida terus menggeram kesakitan. Adira kecil duduk terdiam sambil cemas melihat bundanya. Adira masih kebingungan dengan kejadian yang terjadi di restoran tadi. 
Khawatir sekaligus bahagia tertera di wajah Adira. Khawatir akan bunda yang sedang menggeram kesakitan, bahagia karena sebentar lagi ia akan memiliki adik kecil perempuan yang lucu. ­
“Ayah, sebentar lagi aku punya adik yah.” Kata Adira sambil memancarkan muka bahagia
“Iya sayang, jaga adiknya ya sayang.” Pinta Pak Hakim dengan penuh cinta
“Aku janji yah, aku bakal menyayangi adikku nanti. Aku juga bakal jaga dia yah.” Janji Adira sambil meragakan gaya jagoannya.
Adira sudah membayangkan, kelak jika ia dan adiknya sudah dewasa. Ia akan dandan bersama, jalan-jalan bersama, ke salon bersama. Waah akan sangat menyenangkan uar Adira dalam hatinya. Percakapan selesai, Pak Hakim kembali menatap istrinya sambil memancarkan keemasan dalam hatinya. Dan juga selalu berdoa untuk keselamatan istrinya.
“Sabar ya sayang, tahan sebentar lagi kita sampai di rumah sakit.” Ujar Pa Hakim sambil mengelus-ngelus dahi istrinya dengan penuh cinta.

 Tak lama kemudian, keluarga kecil Pak Hakim dan ambulance yang membawa istrinya tiba di rumah sakit Kasih Bunda. Sesegera mungkin Ibu Saida dibawa ke ruangan untu melahirkan putri keduanya, buah cintanya bersama Pak Hakim. Sambil menggeram kesakitan, Ibu Saida dibawa ke ruangan. Tangannya digenggam erat oleh suaminya dengan penuh cinta serta terlihat oleh Ibu Saida raut muka yang penuh dengan kecemasan terpancar dari wajah suaminya. Sesampainya di ruangan, dokter sesegera mungkin menyiapkan peralatannya.
“Dokter, tolong istri saya dokter. Istri saya masih bisa kan melahirkan dengan cara normal?” Tanya Pak Hakim sembari cemas melihat keadaan istrinya .

“Iya Pak, tenang ya Pak. Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu istri Bapak.” Jawab dokter 

to be continue...
Kejadiannya benar-benar aneh dan baru kali ini terjadi. Hujan yang turun bukan lagi air yang jatuh dari langit, melainkan bulu-bulu sayap bertebaran dimana-mana. Ukurannya bulu  sayapnya tidak seperti sayap burung biasanya, ukurannya lebih besar, teksturnya sangat halus serta baunya wangi menyejukkan hati. Suasana yang tadinya mendung, kini menjadi sejuk, damai dan udara yang baunya harum menyejukkan setiap manusia yang menghirupnya
“Ayah, ini ada apa? Aku takut yah.” Ujar Adira sambil memeluk ayahnya ketakutan
“Tenang sayang, ini bukan apa apa. Lihat suasana sekitar, indah kan?.” Jawab Pak Hakim sambil terheran-heran sambil berusaha menenangkan Adira yang kebingungan.

Bersamaan dengan kejadian aneh yang terjadi, tiba-tiba Ibu Saida merasakan sakit yang hebat di perutnya, perlahan ia masih bisa menopang tubuhnya dengan kedua kakinya, tapi lama kelamaan ia tak sanggup lagi menopang badannya.
“Ayaaah.” Jerit Ibu Saida
“Ya ampun bundaa.” Sambil menghampiri Ibu Saida dengan tergesa-gesa
Sambil memeluk istrinya, Pak Hakim mencoba memanggil ambulance untuk membawa ke rumah sakit.
“Sabar ya bunda, sebentar lagi ambulance datang. Tahan bunda.” Sambil cemas
Tak lama kemudian, ambulance datang ke restoran Beloved. Semua orang terlihat ikut panik karena Ibu Saida kesakitan. Langsung saja oleh petugas rumah sakit Ibu Saida dibawa ke rumah sakit dengan ambulance.

Dengan suasana yang penuh cinta dan suasana yang damai menyejukkan suasana, ambulance membawa Ibu Saida ke rumah sakit. Ibu Saida ditemani suami serta putri kesayangannya Adira. Sambil menemani, Pak Hakim sedikit bingung karena ketika memeriksa kandungan istrinya, dokternya memprediksikan bahwa putri keduanya akan lahir minggu depan. Ternyata putrinya lahir seminggu lebih cepat dari prediksi dokter. Hujan bulu sayap terus terjadi sepanjang hari, hujan itu terus mengiringi ambulance yang membawa Ibu Saida pergi. 

to be continue..
14 Februari 1998

Hari itu, matahari tidak seperti biasanya tersenyum menyinari bumi. Siang itu tepat jam 10.00, hujan turun membasahi kota, mendamaikan suasana. Hujan yang menciptakan suasana romatis di antara pasangan yang sedang merayakan hari kasih sayang.  Saat itu juga Pak Hakim bersama keluarga kecilnya sedang makan siang bersama di sebuah restoran yang sangat romantis. Nama restorannya pun romantis, yaitu Beloved resto


Di sekililing dinding bertuliskan kata-kata cinta, musik biola dimainkan dengan sangat romantisnya. Pemain biola tersebut sesekali menyapa pengunjung dan mengelilingi ruangan sekaligus menghibur pengunjung. Semua  pengunjung menikmati hari kasih sayang di restoran Beloved, terutama keluarga kecil Pak Hakim.
“Ayah, nanti kalo ade bayi uda lahir. Kita kesini lagi ya yah.” Manja Adira.
“Iya sayang, pasti.” Balas Pak Hakim.

Adira adalah putri kecil dari pasangan Pak Hakim dan Ibu Saida,saat ini Adira berumur 6 tahun. Sebentar lagi Adira akan mempunyai adik  perempuan, karena Ibu Saida tengah mengandung yang umur kandungannya saat ini sudah 9 bulan.  
“Bunda, aku mau pegang dede bayinya bundaaa.” Manja Adira
“Sini sayang duduk deket bunda.” Balas Ibu Saida.     
Adira beranjak dari tempat duduknya kemudian duduk di pangkuan kursi dekat bundanya dan langsung menyandarkan kepala kecilnya di perut bundanya.
“Hati-hati sayang nanti bundanya kesakitan.” Ujar Pak Hakim khawatir

Di saat yang bersamaan di luar restoran. Satpam penjaga restoran dengan muka tercengang melihat keanehan yang terjadi. Seorang pria yang sedang berjalan menghampiri satpam karena penasaran kenapa mukanya tercengang hebat.
“Ada apa pa, ko begitu ?” tanya lelaki itu.
“ituu lihat keatas.” Jawab satpam sambil mengarahkan jari telunjuknya ke atas ke arah langit.

Akhirnya lelaki itu ikut tercengang. Tak lama kemudian semua yang ada di restoran berhamburan keluar, ikut melihat keanehan yang terjadi di luar. Begitu pula keluarga kecil Pak Hakim ikut menyaksikan kejadian aneh yang terjadi di hari yang penuh kasih sayang. 

to be continue...
Assalamualaikum Readers :) 



 Biar akrab, penulis manggil dirinya sebagai penulis saja yah, biar leih misterius. hehe. Soalnya kalau pake saya, itu terlalu formal. Pake Aku terlalu gimanaa gitu. Pake Gue, pernah juga penulis pake itu, tapi alhasil ada yang kasih feedback kalau penulis orangnya sok asik, sok gaul. Jadi Yasudah biar pas pake kata penulis aja. semoga itu juga bagian dari doa buat jadi penulis yang hebat. Amin :)

Kalau nama, udah jelas banget ada di judul pertama kalian buka blog, Ila Nurul Fadilah. Penulis lahir tanggal 14 Februari 1994, jadi tahun ini umurnya beberapa hari lagi 22 tahun. Sekarang Penulis kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta namanya ESQ Business School ngambil jurusan Sistem Informasi Bisnis.Penulis pengen banget nanti pas wisuda dapet julukan cumlaude. Amin Ya Rabbal Alamin.

Golongan darah juga perlu kali yah, biar ketauan karakternya kaya gimana, kan suka ada line akun atau artikel yang ngejelasin golongan darah. hehe . Penulis golongan darahnya A, punya badan ga tinggi-tinggi banget (pendek) dan ga kurus kurus banget (aga gendut). Kalau masalah kepribadian, penulis masuk kategori orang yang dominan sangat feeling, menganalisa keadaan atau bertindak sesuai perasaannya. Kadang banyak temen yang protes gara-gara itu. hehe

Penulis salah satu orang yang tidak menyukai konflik, mungkin pas SD sering konflik sama temen, jadinya sekarang takut sama konflik. Tapi di satu sisi, penulis sadar bahwa ada hal negatifnya juga kalau menghindari konflik. sampe sekarang penulis coba belajar buat ngehadepin konfllik itu sendiri.

Mungkin cukup segini dulu kali ya perkenalannya. nanti penulis lanjut lagi lain waktu. Atau kalian bisa chat  / kontak penulis di akun social medianya. ada di menu kok akun-akunnya. mau lewat email juga boleh, ilanurulf@gmail.com. Ditunggu yah feedback dari setiap tulisan di blog ini.

Wassalamualaikum Readers :)

♥ Salam hangat  dari hati yang terdalam ♥

Fadilah As Writer


     Setelah berpusing-pusing ria belajar, ngerjain tugas dan juga final exam di kampus tercinta. Liburan yang dinantikan pun tiba, laksana rafunzel yang menanti sang pangeran untuk membebaskannya, laksana kang kabayan menanti iteung (emang begitu kisahnya?), laksana katak dalam tempurung (ga nyambung). *stop_gilanya
      Maksud Aa disini tuh bukan cewe yang nyebut ke cowonya aa. Tapi gue sebagai adik nyebut ke kaka gue Aa lantaran gue orang sunda dan dari kecil gue manggil beliau aa.  Itu dia muka aa gue, golongan darah beliau 'A' dan beliau lahir tepat 20 Juni 1987. Yah kira-kira umur 25an lah sekarang. Gue disini bakal ceritain tentang Aa gue yang subhanallah baik banget, gue bakal beberin kebaikan beliau.
      Setiap orang pasti punya perasaan seneng, marah, sedih yang kalo disatuin itu namanya emosi. dia bisa dateng kapan aja sama kita, kadang baik buat kita. kadang juga jelek buat kita. Dan disini gue bakal sharing tentang pengalaman emosi gue. kalo lo pernah emosi, biasa lah. tapi yang luar biasa kalo lo tau makna cerita atau sharing gue ini. dan yang paling luar biasa??? lo harus bisa mengendalikan emosi lo dan memaknainya setelah itu.