Dia, Zebaeda Part. II
Hatinya berbunga-bunga seperti tembang sunda “Hate Bungangang, rapot alus angkana”. Tapi bukan nilai rapot yang
saat ini membuat hati Ze bahagia, melainkan ia baru saja menerima informasi
bahwa ia lulus SNMPTN. Pagi itu setelah mendapatkan informasi yang mengejutkan,
Ze langsung menghampiri Ibunya untuk menyampaikan kabar bahagia tersebut. Tetapi
hal yang mengejutkan terjadi untuk kebahagiaan Zebaeda.
“Ze, Malang itu jauh banget. Kamu juga sering banget sakit-sakitan.
Ibu Bapa khawatir sama kamu Ze. Kalau mah kamu di Jakarta, jadi kalau kamu
nanti sakit, Ibu Bapa bisa segera tau kondisi kamu. Sedangkan kalau kamu di
Malang, butuh satuh hari untuk Ibu sampai sana. Kamu ngerti ya Ze.” Saran
Ibunya lembut
Hati Ze tertegun
ketika mendengar ibunya berkata seperti itu. Hatinya berontak tak karuan. Ze
hanya berlari ke kamar, ia menangis tersedu-sedu di kamarnya. Hingga kedua
orangtuanya datang.
“Ko kamu malah nangis sih Ze?” Bapanya sedikit emosi.
“Gimana Ze ga nangis, dulu pas Ze bilang mau kemana? Ibu Bapa bilang
terserah Ze. Tapi sekarang apa? Kenapa tiba-tiba dilarang?” Ze menangis emosi.
“DUUAAAAKKK..!!!!!” Bapa menendang pintu. “KENAPA SIH KAMU TUH SUKA
NGEBANTAH, IBU BAPA NGELARANG JUGA BUAT KEBAIKAN KAMU ZE.!!!!!” Bentak Bapa.
Setelah itu, Bapa dan
Ibu hanya pergi meninggalkan Ze sendiri di kamar. Ze tetap menangis dalam
kesedihan yang amat mendalam. Tapi Ze menyadari mungkin Malang bukanlah kampus
yang terbaik untuk dirinya. Akhirnya Bapa menyarankan Ze untuk mengikuti tes
masuk di salah satu perguruan tinggi swasta favorit di Jakarta. Dan
Alhamdulilah Ze lulus dan mendapatkan juara ke III dalam tes masuk PTS
tersebut, Ze bahagia karena itu. Lantas Ze tenang dan semoga di PTS ini adalah
pilihan terbaik untuknya. Tapi kejadian yang mengejutkan terjadi lagi dalam
hidup Ze setelah ia mendapatkan berita dari kedua orangtuanya.
“Ze, kamu kuliah tahun depan aja ya kuliahnya.” Ibu bilang
“HAH? KENAPA BU?” Ze tersentak.
“Mendadak haji ibu ama bapa dipercepat tahun ini Ze, uang buat kamu
kuliah mau bapa ibu bawa dulu.” Ibu menjelaskan.
Ze tak tahu harus
bagaimana ia menyikapi ini semua. Ia hanya bisa meneteskan air matanya terus
dan terus tiada henti. Ia harus bisa melewati semua ini dan menerima semua
keadaan karena ini menyengkut impian ibu dan bapanya untuk pergi haji. Ze tak
ingin membuat mereka berdua sedih jika mereka tidak jadi pergi haji karena
uangnya tak ada. Ia bersabar dan mencoba mengerti, mungkin ini yang terbaik
untuknya.
Setahun telah Ze
lewati dengan hanya bermain di rumah karena orangtuanya tidak membolehkan Ze
untuk bekerja. Ze bertekad, tahun ini Ze harus kuliah. HARUS KULIAH!!!!! Ze tak
mau melewati setahun lagi yang membuat hidupnya datar dan tidak menikmati
kehidupan seperti teman-teman sebayanya.
Akhirnya Ze mencoba
di salah satu perguruan tinggi swasta bisnis yang baru buka perkuliahannya,
tetapi merupakan bagian lembaga yang sudah termahsyur namanya hingga ke luar
negeri. Dan Alhamdulillah Ze diterima di perguruan tinggi swasta tersebut. Ze
bahagia saat ini dan merasa sangat nyaman untuk kehidupannya saat ini. Ze
yakin, semua yang ia jalani dan lewati adalah hal yang terbaik untuk
kehidupannya kelak.
TAMAT.........................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
ila nurul fadilah
Blogger and WriterI'm just the ordinary girl who still tryin' to be an awesome girl and the girl who have a much dream from the bottom of heart. I wanna be a great writer.I hope with write down my feel and my creation of writting with full of heart, i can publish my writing and the other people can read and happy with it. Amin Ya Rabbal Alamin ♥