Dia, Zebaeda part. I
Kala itu langit tengah menangis
sedih dan menjatuhkan air matanya di atas karpet tanah yang sudah sobek dan
retak tak karuan. Sama halnya dengan hati gadis yang sedang diguyur rasa gundah
gulana yang berkecamuk dalam benaknya, meratapi kegundahannya di sisi jendela. Nama
gadis itu Zebaeda, panggilan akrab untuk ia adalah Ze, ia saat ini duduk di
bangku kelas tiga SMA.
“Ting..tong..ting..tong..” Bel sudah menjerit tanda pelajaran akan
dimulai.
Kini suasana sekolah sudah
tenang, dan saat itu kelas Zebaeda sedang belajar matematika Pak Khafi. yang
gurunya terkenal akan motivasinya kepada siswanya untuk terus berusaha keras
agar bisa melanjutkan ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Ketika Ze pulang
sekolah, ia selalu terngiang dalam benaknya kata-kata sang guru “Kalian itu
kalau ingin lulus SNMPTN, pintar saja tidak cukup!!! Tapi kalian juga harus
cerdas dan cerdik mengambil peluang.” Kata-kata itu yang menemani langkah
pulang Ze.
“Assalamu’alaikum.”
Ia tiba di rumah.
“Wa’alikumsalam,
Ze sudah pulang?.” Ibunya menyahut
Ze langsung menuju kamarnya
bergegas membersihkan dirinya, setelah itu itu mencoba berdiskusi kepada kedua
orangtuanya perihal kelanjutan pendidikan ia yang sudah harus ia hadapi.
“Ze, kuliah
dimana baiknya menurut Ibu sama Bapa.?” Ia memulai pembicaraan.
“Untuk urusan
itu, Bapa sama Ibu serahkan sama Ze keputusannya.” Ibunya bilang
“Jadi Ibu Bapa
setuju-setuju aja sama pilihan Ze.?” Ia menegaskan
“Iya Ze.” Ibunya
meyakinkan.
Hati Ze tenang mendengar
keputusan Ibu dan Bapanya, UN telah ia capai. Dan saat ini ia sebentar lagi
mengahadapi ratusan juta manusia berebut untuk mendapatkan PTN. Try out demi try out ia hadapi, soal yang Pak
Khafi berikan untuknya perlahan-lahan ia kerjakan dengan serius. Kata-kata yang
keluar dari mulut Pak Khafi ia tanamkan dalam hati “Ingat, kalian harus pintar
mencari peluang! Harus cerdas memilih jurusan, jangan selalu tergoda akan
jurusan favorit, tidak semua jurusan itu bisa cocok untuk kalian! Semua jurusan
itu baik tidak ada yang tidak baik.”
Hari mendebarkan itu tiba, Ze
berangkat dengan niat sungguh-sungguh dan dibekali restu orangtua juga keringat
belajarnya ia berjuang. Soal-soal SNMPTN ia lahap sebisa otaknya berpikir. Dan
ia tinggal menunggu hasil keringatnya itu. Sekian lama menunggu, pengumuman itu
tiba. Tapi Ze tidak berani membuka hasilnya sampai keesokan harinya.
“Kukuruyuk....kukuruyuk...”
Para ayam sudah berceloteh ria di pagi hari
Ze terbangun
dengan mengusap kedua matanya, ia langsung mencari handphone yang biasa ia gunakan,
barangkali ada temannya yang memberi informasi tentang kelulusanku.
“ 5 pesan
diterima.” Tulisan di hpnya
Dan ia langsung
lompat kegirangan setelah mengetahui bahwa ia lulus SNMPTN di pilihan ke-2
yaitu di Malang.
To Be
Continued.....
AKANKAH
ZEBAEDA BAHAGIA SETELAH ITU? APAKAH
SEBALIKNYA, IA AKAN MENDERITA !!!
ila nurul fadilah
Blogger and WriterI'm just the ordinary girl who still tryin' to be an awesome girl and the girl who have a much dream from the bottom of heart. I wanna be a great writer.I hope with write down my feel and my creation of writting with full of heart, i can publish my writing and the other people can read and happy with it. Amin Ya Rabbal Alamin ♥